29.8.17

Kurus?

About several weeks ago, I posted an Instastory on my Instagram.

 

Instantly I got soooo many DM talking about the one I posted.
Most of them talked about how it happened to them, how it impacted them, and etc.
The point is...someone got hurts, bcs of body shaming.

A long long long loooong time ago. Several years ago.
There was a time when I don't really feel comfortable with my tiny-skinny-lidi body.
Kenapa? Ya gimana nggak, my so-young-little-mind got hurt karena denger kata-kata ini..
"Hey si kurus!"
"Kurus banget sih, kayak lidi"
"Den yakin kamu gak cacingan?"
"Den kamu gak cocok pake baju itu, keliatan makin kurus ih"
"Den kamu makan banyak gitu gak gendut gendut, periksa deh ke dokter"
dan masih banyak lagi yang gak mau diinget.

Aku gak bilang kalau itu bully ya, maybe there's a lil touch of care but somehow it hurts.
Dan sekarang aku mulai ngerti kenapa dulu aku sampai sakit hati dibilang gitu, I was too young. Lagi masa-masanya sensi sama yang begituan, lagi masanya merhatiin pendapat orang apalagi tentang fisik. Ya lagi concern aja gitu. 

Long story short, aku lakuin semua yang aku bisa buat naikin berat badan.
Setelah usaha beberapa bulan, naiklah si berat badan dari 38 ke 40an. Iya, itu berat badan tertinggi yang pernah aku punya saat itu. Can you imagine how tiny I am? Hahaha
Emang ngapain aja sampe bisa naik gitu? Makan tablet herbal a la China, minum susu penambah berat badan, workout for gaining weight, makan sebanyak yang aku bisa, etc. Poor me, makan banyak gak dikontrol, kena radang tenggorokan. Sakit beberapa hari, dan BOOM turun lagi berat badan sampe 39.

Akhirnya sempet sekalian konsul ke dokter, semua keluh kesah diceritain. Tentang sakit makanya jadi kurus lah, cacingan lah, dll. Hasilnya? Diketawain.
"Cacingan? Ngaco. Siapa yang bilang gitu?"
(Hayooo dulu siapa yang bilang :p)
Cacingan gak sesimpel itu guys. Kurus = cacingan. Nggak. Aku tau, dulu semenjak dapet pernyataan dari orang juga aku langsung browsing cacingan itu sebenernya gimana. Tapi dasar kalau udah gitu, yang ilmiah pun jadi blur.
Apa karena sempet insom, kurang tidur, terus kurus? Gak juga. Sambil ngemil nunggu ngantuknya (iya lah gak ngantuk-ngantuk).
Plus...kata siapa makan malem bikin gendut? Gak juga. Yang penting setelah makan gak langsung tidur, kasian di dalem badan masih mencerna dan blablabla.

TMI lah pokoknya sejak itu. Lalu ditanya sama dokter, "emang kenapa pengen naikin berat badan?"
Terus diem. Mengidealkan sesuai BMI itu nomor kesekian ternyata, setelah sadar kalau sebenernya aku cuma capek dikomentarin kurus.
Kemudian sama dokter diingetin, katanya mungkin emang genetik.
Seketika inget, aku yang waktu itu sekurus itu, nyobain rok Mamaku saat dia diumur yang sama dengan aku dan...rok itu kekecilan di aku. WHAT? Yup.

Sampai akhirnya Papa sempet bilang, lupa gimana pokoknya intinya "don't try too hard" karena memang mungkin harusnya kayak gitu. Katanya, "bersyukur aja".
Udah sih diskusi pasti beres ya kalau pake kalimat pamungkas "bersyukur aja". Hahaha
Tapi intinya I'm done with eat as much as I can bukan karena aku pengen, tapi karena aku merasa itu harus.
I'm done with olahraga bukan karena pengen sehat, tapi karena biar berat badan naik.
I'm sooo done with that kinda stuff.

But yes, I admit it. Aku pernah sebegitunya, aku pernah sebaper itu gara-gara badan. Aku pernah se-gak percaya diri itu gara-gara badan.
I'm so grateful that I'm over it.


Buat temen-temen yang masih berjuang di fase sulit kayak yang aku ceritain, kayak yang kejadian sama aku dulu, kalau memang itu karena omongan orang atau sekadar pengen kayak si A B C, atau sekadar pengen dapet komen "#bodygoals" di postingan Instagram, just stop.
Well at least do it for yourself. For your own health.

Buat yang masih suka komentarin bentuk tubuh orang, be wise. "tapi kan kita peduli, makanya bilang gitu". However kita bisa loh peduli dengan cara yang lebih elegan.
Buat yang masih suka bilang, "Kamu enak deh makan banyak tetep kurus, gak gendut gendut".
Hello, I've been there!

Ayo lebih kenal sama apa yang diri kita sendiri pengen, tujuannya apa, dan caranya gimana.
That's a note for myself, too. I'm working on it.
"Sok bijak lo!"

At least I'm doing something useful (for myself).


Have a good day!
Xoxo,
Dena.



No comments:

Post a Comment

Hello, thank you for visiting my e-dairy!