1.9.17

Uang terbang

Hello, September.
Thank you, August.
Ada cerita lagi. Since this is my e-dairy so I feel free to share anything here yahehehe
Tapi tenang aja, insya Allah masih ada faedah yang bisa diambil.

Gini...
Jadi as always, on the end of the month aku review keuangan di bulan itu, pemasukan pengeluaran gitu lah. I got a lil help dari aplikasi keuangan. But I'm no longer use it, and I regret it.
Turns out keuangan di bulan Agustus gak kekontrol. Saat hitung hitung diakhir bulan, KAGET BANGET ternyata pengeluaran di bulan Agustus sampe 2x lipat dari biasanya.
As far as I can remember aku gak sehedon itu di bulan Agustus, tapi I can't track kemana uang uang itu pergi. Just only if I cud turn back the time dan masih pake aplikasi itu :(

"Kenapa sih Den ribet ribet pake aplikasi segala?"
Well, malah pas gak pake aplikasi ujungnya ribet for me. Worth to try loh aplikasinya, yang belum pernah coba bisa coba dulu deh. Aku sih cari di Playstore, terus keywordnya ya pokoknya keuangan. Dipilih aja ada banyak, mana yang paling suits you. Aku sempet pake yang bisa catet bukan cuma keuangan secara cash, tapi di rekening juga. Jadi both synchronized.
Dulu diicatet pernah, tapi berasa gak praktis. Aku ada riwayat hedonista guys :(
Riwayat hedonista aku ceritain later ya.

So ya intinya, apalagi buat anak kost, please kindly jangan males males buat record keuangan. This is seriously a #noteformyself, too.
Kadang mikir, "ah cuma segini ribet lah gak usah catet catet segala". Gak guyssss please, yang keliatan masalah kecil kalau didiemin bisa ribet diujung.
Lucky for you yang udah handal manage keuangan tanpa harus catet catet. Atau boleh kali dishare tipsnya? Hihi

Ayo sama sama kita atur keuangan untuk dompet yang lebih sejahtera hahaha sekalian belajar nanti kalau ngelola uang di status yang udah beda :p
Ribet dikit it's okay, it'll be worth the effort.


Selamat belajar.
Xoxo,
Dena.

29.8.17

Kurus?

About several weeks ago, I posted an Instastory on my Instagram.

 

Instantly I got soooo many DM talking about the one I posted.
Most of them talked about how it happened to them, how it impacted them, and etc.
The point is...someone got hurts, bcs of body shaming.

A long long long loooong time ago. Several years ago.
There was a time when I don't really feel comfortable with my tiny-skinny-lidi body.
Kenapa? Ya gimana nggak, my so-young-little-mind got hurt karena denger kata-kata ini..
"Hey si kurus!"
"Kurus banget sih, kayak lidi"
"Den yakin kamu gak cacingan?"
"Den kamu gak cocok pake baju itu, keliatan makin kurus ih"
"Den kamu makan banyak gitu gak gendut gendut, periksa deh ke dokter"
dan masih banyak lagi yang gak mau diinget.

Aku gak bilang kalau itu bully ya, maybe there's a lil touch of care but somehow it hurts.
Dan sekarang aku mulai ngerti kenapa dulu aku sampai sakit hati dibilang gitu, I was too young. Lagi masa-masanya sensi sama yang begituan, lagi masanya merhatiin pendapat orang apalagi tentang fisik. Ya lagi concern aja gitu. 

Long story short, aku lakuin semua yang aku bisa buat naikin berat badan.
Setelah usaha beberapa bulan, naiklah si berat badan dari 38 ke 40an. Iya, itu berat badan tertinggi yang pernah aku punya saat itu. Can you imagine how tiny I am? Hahaha
Emang ngapain aja sampe bisa naik gitu? Makan tablet herbal a la China, minum susu penambah berat badan, workout for gaining weight, makan sebanyak yang aku bisa, etc. Poor me, makan banyak gak dikontrol, kena radang tenggorokan. Sakit beberapa hari, dan BOOM turun lagi berat badan sampe 39.

Akhirnya sempet sekalian konsul ke dokter, semua keluh kesah diceritain. Tentang sakit makanya jadi kurus lah, cacingan lah, dll. Hasilnya? Diketawain.
"Cacingan? Ngaco. Siapa yang bilang gitu?"
(Hayooo dulu siapa yang bilang :p)
Cacingan gak sesimpel itu guys. Kurus = cacingan. Nggak. Aku tau, dulu semenjak dapet pernyataan dari orang juga aku langsung browsing cacingan itu sebenernya gimana. Tapi dasar kalau udah gitu, yang ilmiah pun jadi blur.
Apa karena sempet insom, kurang tidur, terus kurus? Gak juga. Sambil ngemil nunggu ngantuknya (iya lah gak ngantuk-ngantuk).
Plus...kata siapa makan malem bikin gendut? Gak juga. Yang penting setelah makan gak langsung tidur, kasian di dalem badan masih mencerna dan blablabla.

TMI lah pokoknya sejak itu. Lalu ditanya sama dokter, "emang kenapa pengen naikin berat badan?"
Terus diem. Mengidealkan sesuai BMI itu nomor kesekian ternyata, setelah sadar kalau sebenernya aku cuma capek dikomentarin kurus.
Kemudian sama dokter diingetin, katanya mungkin emang genetik.
Seketika inget, aku yang waktu itu sekurus itu, nyobain rok Mamaku saat dia diumur yang sama dengan aku dan...rok itu kekecilan di aku. WHAT? Yup.

Sampai akhirnya Papa sempet bilang, lupa gimana pokoknya intinya "don't try too hard" karena memang mungkin harusnya kayak gitu. Katanya, "bersyukur aja".
Udah sih diskusi pasti beres ya kalau pake kalimat pamungkas "bersyukur aja". Hahaha
Tapi intinya I'm done with eat as much as I can bukan karena aku pengen, tapi karena aku merasa itu harus.
I'm done with olahraga bukan karena pengen sehat, tapi karena biar berat badan naik.
I'm sooo done with that kinda stuff.

But yes, I admit it. Aku pernah sebegitunya, aku pernah sebaper itu gara-gara badan. Aku pernah se-gak percaya diri itu gara-gara badan.
I'm so grateful that I'm over it.


Buat temen-temen yang masih berjuang di fase sulit kayak yang aku ceritain, kayak yang kejadian sama aku dulu, kalau memang itu karena omongan orang atau sekadar pengen kayak si A B C, atau sekadar pengen dapet komen "#bodygoals" di postingan Instagram, just stop.
Well at least do it for yourself. For your own health.

Buat yang masih suka komentarin bentuk tubuh orang, be wise. "tapi kan kita peduli, makanya bilang gitu". However kita bisa loh peduli dengan cara yang lebih elegan.
Buat yang masih suka bilang, "Kamu enak deh makan banyak tetep kurus, gak gendut gendut".
Hello, I've been there!

Ayo lebih kenal sama apa yang diri kita sendiri pengen, tujuannya apa, dan caranya gimana.
That's a note for myself, too. I'm working on it.
"Sok bijak lo!"

At least I'm doing something useful (for myself).


Have a good day!
Xoxo,
Dena.



How's life?

Well, hello there.
It's been a long time since the last post.

I'm doing great. Just enjoying my final year at college, garap skripsi, moved in to a new place dan doing a lot of me-time.
Aku gak tau kenapa sih, tiba-tiba terbesit gitu aja pengen nulis lagi, cerita lagi.


So let me hahaha


TBH, for some reason I deleted some of my old posts.
Left one or two.
But let's just start with a new one.


Welcome again to this page, I called it as my e-dairy.
But pssstt you're welcomed to read.

See you on the next post!
It's good to back again.

16.5.15

[REVIEW] THE BODY SHOP ALL-IN-ONE BB CREAM 02

Yap BB cream, I'm a little bit 'traumatic' with this kinda thing since #youknowwhat in previous review about my skin. But..I'm always curious to try and try again. And now..The Body Shop All-In-One BB Cream's turn. 
I choose shade 02 as it's suggested by the BA.


My first impression was..I love the smell!
And somehow, I love the packaging, too haha
Aluminium foil covering the mouth of the tube

11.5.15

[REVIEW] OBAT JERAWAT: BENZOLAC 2.5% VS CLINIDAC

Ini dia senjataku kalau lagi ada jerawat. Benzolac 2.5% dan Clinidac, Benzolac setau aku ada yang 5% juga. Both of them are easy to find in drugstore.

They came with the box and flyer, so read that first.

Yang pertama akan aku bahas adalah Benzolac 2.5%. Bentuknya tube dan dalemnya krim berwana putih. Kecil-kecil cabe rawit nih dan harganya juga murah banget.
Cara pakainya juga kayak krim pada umumnya sih, bisa pakai cotton bud atau jari kamu, but make sure jarinya bersih.

Tube


Texture

Benzolac ini kalau menurut pengalamanku sih ampuh buat jerawat kecil-kecil (jerawat batu or something). Setelah dipakai beberapa hari, jerawat akan mengering menjadi kecoklatan. Diolesinnya tipis-tipis aja, soalnya kalau ketebelan malah bikin kulit di bagian itu kering. Kurang lebih 10 hari jerawat sembuh deh *happy*